RSS

Arsip Kategori: Perjalanan Hidup

Love Is Journey 4

Hidup dikampus tak lengkap tanpa menikmati manis pahitnya berkecimpung dalam organisasi. Ada satu pesan yang ku ingat dari guru ku dan tak lain ia adalah kakak kelasku ” Hardi Halomoan Siregar” selaku presiden mahasiswa kampus.

“Jangan ikut berorganisasi kalau tidak punya tujuan untuk jadi ketua organisasi”
Hal itulah yang lambat laun menelusuk masuk dalam pikiranku, sehingga aku teringat janjiku ketika ospek mahasiswa baru

“Tahun depan aku yang akan pidato disitu” sambil menunjuk presma yang sedang berpidato ketika ospek dulu

Kurasa sudah cukup pengalamanku untuk menjadi anggota suatu organisasi kampus, dan sudah waktunya aku harus belajar lebih untuk memimpin suatu organisasi. Tapi ini hanyalah keinginan pribadi yang aku tak tahu apakah akan berhasil atau tidak.

Beberapa bulan lagi akan diadakan pemilihan presiden mahasiswa yang baru, mulai bergulir isu akan calon penerus presma tahun ini. Dan diantara nama nama tersebut tak sedikit mahasiswa yang menyebut namaku “Jaka Nurseptiandi” entah isu ini darimana datangnya tapi satu yang kupahami bahwa memang kala itu aku sangat aktif diorganisasi, aku banyak sekali masuk ke beberapa kalangan baik yang lebih tua ataupun yang lebih muda. Mungkin sikap welcome itulah yang membuatku lebih diterima oleh teman teman.

Hari selanjutnya isu ini semakin santer kudengar, beberapa kawan mensupport untuk memantapkan kaki maju ke pencalonan. Dan selalu aku jawab permintaan mereka

” gw ini mahasiswa baru, belum tau apa apa, banyak dari mereka yang mungkin lebih matang dan lebih cocok daripada gw”

Tapi tetap saja mereka memiliki keyakinan bahwa aku bisa. Hal inilah yang membuat keraguanku pudar sedikit demi sedikit karena melihat keyakinan mereka terhadap diri ini. Dan akhirnya ku tancapkan layar untuk maju dalam pemilu raya presiden mahasiswa yang baru.

Hari selanjutnya aku disibukkan dengan berbagai acara dan aktifitas untuk mensukseskan agenda akbar yang aku dan teman-temanku rencanakan. Aku pun berusaha untuk mengenalkan diri ke seluruh elemen kampus yang ada. Namun satu hal yang sangat sulit bagiku untuk memilih, yaa memilih pasangan untuk berjuang bersama tak lain dialah wakil presiden mahasiswa yang jika aku terpilih ia akan menjadi pendampingku dalam satu tahun kedepan.

Beberapa hari aku dan teman-temanku terus berfikir mencari sosok yang cocok untuk menempati kursi tersebut. “Tiing” muncul ide akan sebuah nama seseorang yang dulu pernah ikut berlomba bersamaku pada acara lomba akuntansi

“Dwi Wicaksono Wibowo”

Yaa itulah orangnya, karena ku lihat ia memiliki kemampuan sosial yang cukup baik, berani ! Dan cepat beradaptasi. Lengkap sudah persyaratan yang diperlukan.

Tiba waktunya pemilu raya menyisakan 2 kandidat yang berhasil maju untuk berjuang. Nomor urut 1 “JB (Jaka & Bejo) akhirnya keluar menjadi pemenang pemilu dan secara langsung diresmikan menjadi Presma & Wapresma selanjutnya.

Selepas pemilu raya, kesibukan masih belum berakhir, salah satu tugas yang pasti ialah mencari rekan-rekan Ke-Presma dan menentukan strukturalnya. Beberapa nama telah kami kantongi namun hal ini tak semudah memilih dan menarik orang. Karena kami butuh kemampuan dan lebih dari itu sebuah komitmen. Sebagian struktural telah selesai namun posisi sekretaris masih kosong.

Beberapa jam kemudian aku menerima telfon dari seorang temanku anggi namanya

“Jek, sekretaris udah ada yang ngisi?”

“Belum bang”

“Gw ada nama nih kayanya cocok untuk jadi sekretaris”

“Siapa bang?”

“Atika”

Dalam hati aku berkata “Mengapa aku terus dipertemukannya?” Tanpa panjang lebar aku meminta gadis tersebut untuk datang menemuiku dan sedikit berbicara tentang organisasi.

Beberapa jam kemudian ia datang menemuiku, “Hey tik, apa kabar?” Sedikit basa basi dengannya, dan pastinya sedikit rasa gerogi karena kekaguman terhadapya. Tapi seperti selayaknya teman, aku bersikap biasa saja, karena ku tahu ia pun telah memiliki sesorang yang mendampinginya, terlebih aku kenal pria pendampingnya.

Singkat cerita ia bersedia menjadi sekretaris organisasi. Dan hal itu berjalan seperti biasa sesuai tugas dan kewajiban tanpa ada hal yang spesial antara aku dan dia.

Dalam perjalanannya aku pun yang diciptakan sebagai manusia biasa merasakan patah hati, karena kala itu aku harus kembali sendiri tanpa pasangan. Pemuda zaman sekarang menyebutnya dengan “jomblowan” alias diputusin pacar.

Tanpa pasangan kurasa aku akan lebih fokus untuk menata kehidupan kedepan. Walaupun banyak teman-temanku yang menyarankan bahkan langsung menjodohkan aku dengan seorang perempuan. Tapi kita tak tahu apa rasa hati kedepan sehingga aku pun harus siap dengan kenyataan yang akan datang bahwa hati ini pasti akan ada yang mengisi kembali.

Suatu hari atika sekretaris kami jatuh sakit dan harus menjalani operasi, disinilah bunga cinta mulai tumbuh kembali dihati, hal ini bukan hal yang sengaja, tapi ini semua adalah panggilan hati, aku tak mengerti mengapa ketika itu aku selalu ingin tahu keadaannya, mengingatkannya untuk makan dan meminum obat, selain untuk cepat sembuh, juga agar cepat kita bisa bertemu.

Hari berikutnya aku mengajak teman teman untuk menjenguknya, aku masih ingat kala itu hujan mengguyur kota jakarta, namun kami harus tetap mengunjunginya berharap dengan kunjungan kami bisa mempercepat kesembuhannya. Kami pun berangkat dengan membawakan beberapa kue dan buah buahan. Sesampainya dirumah sakit, aku segera bertanya kamar ia dirawat, kamipun diantar seorang suster kesana, melewati lorong dan menaiki beberapa tangga yang lantainya sangat bersih, setiap kali kami melewati ruangan kami melihat beberapa orang orang yang juga menjenguk rekan, ataupun keluarganya yang sedang sakit. “Ini kamarnya” seorang suster berbicara dengan tangannya yang mempersilahkan kami untuk masuk.

Ketika masuk kami langsung disambut ibunda atika dan aku langsung memperkenalan diri dan memperkenalkan teman – teman yang lain kepadanya. Terlihat seseorang sedang tiduran dipojokkan kamar yg berbentuk segi empat itu, tapi ia bukan pasien, ternyata ia adiknya atika. Sebelum aku mengenalnya kukira ia kakaknya, karena badannya yang lebih besar dan sedikit lebih tinggi darinya

Kami pun berbincang bincang disana, menanyakan bagaimana keadaannya, dan sesekali kami tertawa canda. Melihatnya tersenyum dan tertawa ada rasa kepuasan tersendiri dalam diri, terlihat rasa sakit yang ia rasakan sudah hilang dari manisnya senyum dan tawanya.

Tidak lama kemudian kami izin pamit untuk kembali menjalankan aktifitas, namun senyum dan tawanya tak hilang dan selalu terngiang ngiang dalam benak diri ini. Sesampainya dikosan tanganku terasa gatal jika tak menanyai kabarnya saat itu. Entah kenapa aku merasa perasaan cinta ini terus bertambah kepadanya, dan satu hal yang tak bisa kutampung kala itu adalah “pengungkapan rasa cinta terhadapnya”

Rasa ragu, rasa cinta, dan rasa takut bercampur aduk dalam pikiran dan hati ini untuk berani mengungkapkan seluruh isi hati. Tapi tak apalah apapun yang terjadi aku sudah siap menghadapinya, justru jika aku tidak mengungkapkan rasa ini mungkin aku akan menyesal dan merugi hanya karena rasa takut dalam diri. Dengan percaya diri akhirnya aku mengungkap seluruh hati ini.

“Bisa aja bang jek ini becandanya”

Begitulah jawaban spontan yang ia berikan, ternyata ia mengira aku becanda atau ada seseorang yang memakai ponselku dan chat dengannya. Karena pada waktu itu aku sama sekali tidak pernah pendekatan (PDKT) dengannya.

Akupun meyakininya kalau ini memang aku, yaa ini benar benar aku bukan orang lain. Aku yakin ia pun tak menyangka hal ini. Tapi inilah kebenarannya.

“Hemmm.. Okeey kita jalani aja dulu 🙂 ”

“Maksudnya? Jadi kita jadian?” Tanyaku
” Iyaa, kita jalani aja dulu :)”

“Jadi mulai sekarang, aku harus manggil kmu apa?” Tanyaku

“Apa aja :p, bebeb boleh, ayang juga boleh”

“Ahahaa, yang aja kali yaaa :D”

Rasa senang meliputi perasaanku malam itu, aku tak habis pikir ternyata aku mendapatkan jawaban yang ku harapkan. Menutup indahnya malam itu aku pun berkata kepadanya

“Night hon, mimpi yang indah Love U”

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 17, 2013 inci Perjalanan Hidup

 

Love is Journey 3

Banyak kenangan dan banyak kenalan selepas acara angkatan yang kami adakan. Dan mulai dari acara tersebut aku jarang melihat dirinya kembali, mungkin kita sama sama sibuk dengan kesibukan kita masing masing, tak apa dan tak ada salahnya karena pada waktu itu aku tak pernah menganggapnya sebagai seseorang yang spesial, hanya sekedar kenalan biasa.

Suatu hari aku melihat kabar dimading kampus akan ada perlombaan akuntansi dikampus, tanpa berfikir panjang aku yang masih cukup mengerti pelajaran akuntansi segera datang ke panitia bertanya bagaimana proses beserta sistem perlombaan. Lalu aku mencari teman sebagai pasangan team yang ku butuhkan.

Hari lomba pun tiba, aku bergegas berangkat ke kampus dengan persiapan yang telah kusiapkan semalam sebelumnya. Ketika ku memasuki auditorium sudah menunggu banyak peserta lomba, dan sebagian mereka telah tak asing dimata. Sepintas pandanganku terpaku pada seseorang ” Atika?” “Yaa” jawabnya. Tak kusangka ia berpastisipasi juga dalam perlombaan ini. Sekedar aku menyapanya, aku meninggalkannya dan fokus kepada lomba yang ku jalani.

Beberapa saat kemudian setelah melewati beberapa seleksi, waktunya pengumuman finalis yang akan lanjut berlomba besok. “Zal, gimana nih kalo ga lolos?” Celetuk ku dengan candaan, karena pada waktu itu kami yakin kami akan lolos seleksi dan muncul sebagai pemenang *LOL*.

Ternyata benar kami pun lolos masuk sebagai finalis, perasaan lelah yang kami rasakan tertutup rasa senang yang datang, seakan menghembuskan semangat baru untuk terus berjuang esok hari. Tapi sepintas aku dengar kembali para team finalis yang dibacakan ulang, terlintas nama team “Team kedua adalah Atika & Dwi Wicaksono” tak kusangka ternyata mereka cukup cerdas dalam pelajaran akuntansi. Sampai pada penghujung acara akhirnya kita rehat sejenak dan diperizinkan pulang.

Malam itu aku siapkan sungguh-sungguh segala sesuatu yang dibutuhkan untuk esok hari, sampai lelah menggodaku untuk menikmati indahnya dalam pelukan guling dan kasur.

“Triiiiiing” suara alarm yang ku setel berbunyi dengan kerasnya, memekakan telinga sebelah kananku, sejenak aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 04.00 pagi. Aku pun bergegas menunaikan sholat subuh dan banyak berdoa untuk kebaikan hari tersebut. Selepas sholat aku kembali berkutik dengan buku, bukan untuk belajar serius hanya sekedar mereview apa yang telah kupelajari semalam.

Tepat pukul 6 pagi aku beranjak dari kosan. Aku melewati lorong – lorong dan jalan kecil, karena pada waktu itu kosan ku bertempat di pemukiman yang sangat padat penduduk, bahkan jika dua motor lewat pun tak dapat berpapasan karena sempitnya jalan.

Sesampainya aku dikampus perasaan untuk menjadi pemenang terus berpacu dalam diri. Mengambil sedikit kesempatan waktu, aku dan rekanku saling memotivasi satu sama lain untuk meningkatkan semangat perlombaan.

Tiba waktunya lomba dimulai, kita para finalis saling balap membalap dalam menjawab setiap pertanyaan yang dilemparkan. Nilai kami pun selalu salip menyalip, antara team satu dan yang lainnya memiliki perbedaan nilai yang tipis.

Namun pada sesi pertama ternyata teamku lebih unggul dari team lainnya. Tapi ini bukan akhir dari perlombaan, masih ada sesi ke dua dan ke tiga. Selesai sesi pertama tanpa jedah, kami langsung memasuki sesi ke dua. “Pertaruhan Nilai” yaaa pertaruhan nilai ! Hal yang paling menegangkan pastinya, karena kita harus cerdas mengatur berapa nilai yang harus kita taruhkan, sedangkan nilai antara team kala itu hanya selisih tipis beberapa point. Dengan keyakinan hati aku dan rizal menetapkan untuk mempertaruhkan nilai kami semua. “Yaa team A memepertaruhkan semua nilainya” sahut panitia dengan berpakaian rapih, sebuah keputusan yang sangat beresiko pastinya, tapi ketika itu kami yakin dengan kemampuan team yang aku miliki. Lantas panitia pun membacakan pertanyaan sesi pertaruhan nilai. Selesainya panitia membacakan kami langsung menorehkan jawaban yang kami yakini kebenarannya diatas kertas yang sudah disediakan dan menunjukkannya kepada panitia dan juri.

“Dan jawabannyaa.. “B” teriak panitia dengan kerasnyaa.

Ternyata semua dari kami memiliki jawaban yang sama dan benaar. Tapi pada saat itu team ku lah yang lebih berbahagia, karena nilai taruhan kami lebih besar dari team lainnya. Dan kami keluar sebagai pemenang sesi ke-2.
Selepasnya sesi ke-2 kami diperbolehkan beristirahat dan bersiap siap untuk sesi selanjutnya dan itu adalah sesi terakhir perlombaan.

Pada waktu beristirahat aku dan rizal membaca materi yang kami prediksi akan keluar dalam presentasi nanti, “zal, lo baca yang ini, gw baca yang ini” seraya membuka lembaran buku akuntansi yang tebal. Waktunya sesi terakhir tiba, kami diarahkan beberapa panitia untuk memasuki salah satu ruang dilantai 3 gedung untuk mengisi semua pertanyaan yang diberikan. “Yaak waktunya habis, harap dikumpulkan semua jawaban ke meja panitia”. Kami yang kala itu belum sepenuhnya selesai mengerjakan jawaban terpaksa mengumpulkan jawaban seadanya, sebisa kemampuan kita.

“Silahkan perwakilan team untuk maju kedepan untuk mengambil nomor giliran untuk presentasi” berbicara seorang panitia berpakaian rapih berwarna hitam.
Kala itu aku percayakan sepenuhnya pada rekanku rizal untuk mengambil nomor giliran presentasi. “Jek, dapet nomor 2” sahut rizal kepadaku. Dalam hati ku berkata “Alhamdulillah, masih ada jedah waktu untuk persiapan”.

Waktunya presentasi tiba, team yang mendapatkan nomor urut 1 beranjak dari ruangan untuk menghadapi juri yang mungkin agak seram. Bukan parasnya yang seram, tapi setiap pertanyaan yang mereka lontarkan. Aku dan rizal pun tersenyum dan menyemangati team pertama, dan team itu adalah team gadis cantik yang kupanggil “Atika”.

“Sukses yaa tik, jo” sahutku kepada mereka.

Dalam waktu senggang aku dan rizal membuat rencana untuk menghadapi para juri. Dan kita putuskan untuk membuat perbedaan kita menggunakan bahasa inggris ketika presentasi. Semoga saja menjadi nilaih lebih team kami kala itu.

Terdengar suara pintu ruangan yang dibuka dan muncul seorang panitia

” Silahkan selanjutnya nomor urut 2″.

Ternyata tiba giliran team ku, dengan wajah tenang kita mantapkan langkah untuk keluar menjadi pemenang, kita pun berjalan melewati beberapa anak tangga menuju ruangan auditorium yang ternyata bukan hanya para juri yang ada disana, tapi banyak mahasiswa dan beberapa dosen yang telah menunggu untuk menyaksikan final perlombaan ini. Hal ini tidak menyurutkan mental dan semangatku justru aku semakin tertantang untuk membuktikan bahwa teamku lah yang terbaik.

“Selesaaaaaaaai” teriakku kepada rizal, sambil menyalami tangannya. Perasaan lelah baik fisik, otak maupun mental yang telah dikuras dari pagi hingga sore kini hanya tinggal selangkah lagi, menunggu pengumuman siapa yang menjadi sang juara dalam perlombaan itu.

Tiba waktunya pengumuman juara 1,2 dan 3. Dengan gaya yang menyebalkan panitia berusaha memainkan hati kita yang penasaran, menunggu jawaban akan siapa yang keluar menjadi pemenang.

“Eng Ing Eng, Juara 1 ialaaaaaaah team Jaka & Rizal”

waaah tak kusangka ternyata aku menjadi juara dalam perlombaan itu. Rasa syukur dan bahagia menyelimuti perasaan kita kala itu. Dan team selanjutnya mengikuti, menjadi juara 2 dan 3.

Namun ada satu yang kukagumi saat itu, seorang gadis yang kukenal sebelumnya, kukira ia biasa biasa saja, ternyata selain parasnya yang menawan, ia pun memiliki kecerdasan yang membuatku lebih kagum terhadap dirinya. Satu hal yang menjadi nilai plus sebelum itu semua, dengan ia berani berpartisipasi dalam perlombaan itu saja ia telah membuktikan akan kepercayaan dan kekuatan yang ia miliki dalam dirinya, disitulah perbedaan itu muncul dan membuatnya terlihat mahal dimataku. Ini merupakan awal dari “perjalanan” love is journey yang selanjutnya akan ku ceritakan hal yang lebih manis bahkan yang pahit sekalipun.

To be continued

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 17, 2013 inci Perjalanan Hidup

 

Love Is Journey 2

Perjalanan ini dimulai dengan sebuah pertemuan yang sama sekalii tidak direncanakan kala aku melanjutkan pendidikan disebuah kampus elit didaerah kuningan, jakarta selatan. Kala itu aku berstatus sebagai mahasiswa baru kampus tersebut. dari kejauhan terdengar suara yang tak asing kudenger kala aku di SMA dulu.

“Jaka” sekilas aku menoleh kedepan nampak seseorang dengan pakaian rapih dengan kemeja dan sepatu pantofelnya. Aku pun menghampirinya, dan dengan ragu aku menerka namanya “Bang Ijul?” Ia pun langsung menepuk pundakku seraya berkata “iyaa jak” ternyata ia seniorku d SMA dulu. lantas akupun mengambil rehat sejenak dan banyak bertanya dengannya tentang kampus baru yang kini aku belajar didalamnya dan ternyata bukan hanya aku yang melanjutkan pendidikan dkampus ini, ada beberapa karib dan kakak kelasku di SMA yang juga sedang menempuh pendidikan dikampus ini salah satunya adalah Ka Hardi Halomoan Siregar yang dulu kukenal dengan panggilan “Ka Idung” karena idungnya yang mancung dan besar. Namun ada hal yang sangat mengagetkan lagi ternyata ka Hardi ini seorang Presiden Mahasiswa kampus di tahun yang sama ketika aku masuk. Disinilah aku banyak mendapatkan kesempatan untuk mengetahui lebih jauh tentang kondisi dan situasi kampus serta segala aktifitas didalamnya.

Singkat cerita aku pun dipertemukan oleh bang ijul dengan ka hardi dan kita berbagi cerita suka dan duka ketika menempuh pendidikan di SMA. Dan yang lebih mengagetkan lagi ternyata ada pula alumni SMA ku yang juga sempat menjadi Presma dikampus ini Bang Alfian Arief dan Bang ijul sendiri. Lucu bercampur rasa bangga terhadap mereka menyelimuti perasaanku kala itu. setelah beberapa saat kita berbagi cerita aku pun diperkenalkan ka Hardi dengan semua pengurus Ke-presma saat itu seraya berkata ” Kenalin adek gw nih” aku yang ketika itu berstatus sebaga mahasiswa baru sangat malu dan merasa asing, namun suasana dan keramahan teman-teman BEM yang sangat ramah telah membuatku merasa sangat dihargai dan rasa asing pun berangsur-angsur memudar didalam keramahan dan canda mereka.

Dari sinilah kehidupan berorganisasiku mulai terbangun kembali. Dalam setiap waktu luang yang kumiliki kusempatkan untuk mendatangi ruang BEM untuk sekedar belajar organisasi dan mengetahui lebih dahulu segala informasi tentang kegiatan kampus terdekat. Aku yang bukan pengurus BEM selalu dikut sertakan dalam setiap rapat internal mereka. Dari rapat dengan biasa, sampai rapat yang butuh tenaga extra. Sampai sampai teman-temanku memanggilku dengan panggilan “Jaka BEM”. secara tidak langsung mereka telah mengajariku semua ilmu akan organisasi.

“Organisasi itu menyenangkan dan menantang” yaa kata itulah yang tersirat dalam benak ku, kala itu BEM merencanakan sebuah acara perkumpulan untuk mahasiswa baru. Aku dan beberapa kawan-kawan mahasiswa baru ditunjuk untuk menjadi penyelenggara acara tersebut dan diminta untuk mengumpulkan semua perwakilan setiap kelas untuk lebiih menyebarkan informasi acara ini secara menyeluruh. “Rapat dimulai” teriak seorang mahasiswa yang kupanggil ia sebagai “ketua”, ia adalah Imam, ketua angkatanku kala itu. Lantas rapatpun dibuka. Sebelum memulai pembahasan inti kami pun memperkenalkan diri satu persatu menyebutkan nama dan asal kelas masing-masing.

“Nama saya Jaka Nurseptiandi, panggil aja jaka, saya perwakilan kelas F” sangat singkat dan padat perkenalanku, dan perkenalan terus berlanjut dengan orang disampingku. Ketika itu aku tdak terlalu meperhatikan, karena sebagian besar telah kukenal secara pribadi. Namun sejenak aku terpaku memperhatikan perkenalan seorang wanita yang belum kukenali namanya “Nama saya Atika Sharfina, panggil aja Tika saya perwakilan kelas D” aku kagum terhadap paras dan wajahnya, belum pernah kutemui wanita yang seperti ini sebelumnya. Namun aku dengan sifatku yang cenderung malu yang membuatku bersikap biasa – biasa saja ditambah lagi aku telah memiliki seorang pasangan yang sudah mendapingiku selepas lulus SMA dulu. Namun disinilah awal pertemuanku dengan seorang wanita yang sekarang mendapingiku . Rapatpun dimulai dan aku ditunjuk untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara perkumpulan yang kita rencanakan.

To be continued

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Januari 14, 2013 inci Perjalanan Hidup

 

Love Is Journey 1

Pembukaan

Sebuah kisah tentang sepasang kekasih yang diabadikan dalam sebuah cerita yang sempurna. Perjalanan ciinta yang terlukskan dalam sebuah jejak perjalanan yang nyata, bukan dari mereka atau dia hanya diperuntukan untuk aku dan dia dan semoga dapat diirasakan oleh mereka yang sedang mengalami hal yang sama “Rasa Cinta” yang saat ini selalu bergema dalam benak sanubari anak cucu Adam dan Hawa.

Sampai kapanpun sebuah Perjalanan cinta tak akan ada habisnya selama masih ada mereka yang membutuhkannya. Cinta tak dapat dibohongi, cinta tidak dapat direkayasa karena hanya ciinta sejatilah yang akan menampakan wujud asli tanpa manipulasi rasa

Perjalanan yang tanpa kita sadari telah menyimpan jutaan cerita indah saat bersama, untaian kata, rangkaian usaha bahkan tetesan air mata selalu menyelimuti kisah indah cinta.

Perjalanan cinta tak kenal apa dan siapa dia, ketika kita telah bersama maka hilanglah segala jabatan yang kita punya, yang ada hanya sebuah kata “Aku Cinta Kepadanya”

Perjalanan cinta tak akan berarti jika kita tak pernah saling mengerti, memahami sebuah kelemahan dalam diri seseorang yang kita miliki. Karenanya cinta harus saling memiliki. Memiliki kelebihan untuk saliing menutupi.

Dan akhirnya perjalanan iinilah yang sering kita lupakan sehingga terasa cinta ini berjalan terurai tak disimpan. Karenanya jangan kita sia-sia kan sedikit memori yang tersimpan, sebisa mungkin kita persembahkan untuk kasih kita seorang.

Selamat Menikmati Perjalanan Cinta Ini

(LOVE IS JOURNEY)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Januari 13, 2013 inci Perjalanan Hidup

 
Kutipan


” Pasal 1 : senior tdk pernah salah
Pasal 2 : kalau salah kembali lihat pasal 1″

Kurang lebih seperi itulah kalimat yg sering kudengar kala aku dipondok dulu, tidak ada junior yang akan menang berdebat dengan senior, tidak ada senior yang salah, yang ada juniorlah yang salah walaupun ia yakin apa yang ia lakukan adalah sebuah kebenaran. Suatu kejadian yang sudah wajar ku temui kal itu. Dulu aku selalu berfikir “Ini tidak adil” tidak ada keadilan ditempat ini kebenaran dan keadilan harus kalah dengan kekuasaan senior kala itu.

Sekali seorang junior melawan senior maka yang akan terjadi junior-junior lainnya akan terkena hukumannya, layaknya runtuhnya perusahaan besar yang mengakibatkan inflasi seluruh dunia. Pernah kurasakan ketika satu angkatan harus terkena ancaman dan penindasan. Hukuman fisik maupun mental tak tanggung- tanggung mereka layangkan. Banyak dari kita tak kuasa menghadapi semua hukuman dan tantangan yang akhirnya mereka memutuskan untuk menyerah dan memutuskan diri untk melanjutkan diluar sana begitupun juga aku yang sempat berfikiran seperti itu. Tapi perjuangan ini harus sampai TUNTAS, walaupun banyak telur yang tidak menetas. Rasa kesal, rasa marah, rasa ingin membalaskan dendam selalu kupendam kala itu dan jika aku tak kuat menahan kesakitan ini tak jarang airmata ini pun keluar. Apa daya bagi kita sebagai junior, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Apalagi membalasnya hanya tangisanlah sebagai pelipur lara kala sakit ini sudah melampaui batasnya.

Dan sekarang aku berfikir sebaliknya, aku lebih mengerti maksud dan tujuannya setelah aku diwisuda. Hukuman mental dan fisik telah menjadikan kita lebih kuat menghadapi kehidupan yang sesungguhnya, rasa kesal rasa dendam yang dulu terpendam berubah menjadi wujud kalimat “TERIMA KASIH” yang tak sempat kusemat.

Terimakasih senior. Nasihatmu, hukumanmu merupakan proses pengembangan diri yang belum tentu kualami selain ditempat ini. Kini kau yang dahulu menghukum kami telah menjadi sahabat terbaik. Ternyata inilah jiwamu yang sesungguhnya. Kau amat cerdas dan profesional kala kau menjalankan tugasmu sebagai seniorku.

Kenangan lama kala aku dan teman-temanku menuntut ilmu dipondok pesantren jayanti (Gintung, Daar El-Qolam)

SIAP SENIOR !

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 27, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Pramuka Mengajarkan Tampil Di Muka


“Tepuk.. Tepuk Pramuka” teriak temanku yang kala itu menjadi pemimpin regu. Cerita akan seorang aktifis pramuka di salah satu negara. Sudah tak asing bagi kita untuk mendengar kata pramuka. Karena sejak pendidikan dasar kita sudah diberitahu dan diajarkan pramuka. Apa itu pramuka? Yaa prajamuda siaga. Suatu organisasi yang bertujuan menumbuhkan jiwa yang mandiri dan jiwa jiwa yang sesuai dengan 10 darma pramuka. Nama pramuka bukan hanya ada di indonesia saja, pramuka sudah dikenal disetiap penjuru dunia mungkin hanya berbeda dalam penyebutannya saja. Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui siapa pencetus pramuka dunia, Bapak Baden Powel ku menyebutnya seorang pioneer yang dari mudanya sudah memberikan kontribusi nyata untuk menolong sesama. Dan siapa yang membawa pramuka ke indonesia? Tak lain ialah H Agus Salim yang juga ia menjadi tokoh islam indonesia.

Begitu pentingnya pendidikan pramuka bagi anak bangsa karenanya hampir seluruh pendidikan dasar indonesia mengajarkan Pramuka. Banyak sekali nilai yang kudapatkan dari pramuka, nilai akan ketakwaan, kemandirian dan pertanggung jawaban. Disini aku mengetahui makna dari kecintaan alam, kecintaan yang akan membawa kita kepada ketakwaan. Karena pada dasarnya tingkat pemahaman yang lebih tinggi dari sebuah CINTA itu sendiri adalah sebuah KETAKWAAN. Begitulah cara pramuka mengajarkan anak bangsa.

Berawal dari seorang yang sangat mencintai pramuka dan sangat gemar mendalami segala aktifitas didalamnya aku pun bergelut menjadi seorang baden powel kecil. Kecintaan terhadap alamlah yang membawaku mencintai pramuka. Karena pramuka, aku memanusiakan manusia, karena pramuka, aku menjadi dewasa dan tak jarang karena pramuka, akupun tertawa bersenggawa dengan yang tua dan muda.

Kegemaranku pun semakin bertambah kala aku bertambah dewasa menjadi santri sebuah pondok pesantren dijayanti. Morse, semapore, yel yel telah menjadi makanan setiap pagi dan sore hari. bahkan ketika datang waktunya istirahatpun aku masih bersama pramuka.

Layaknya lambang pramuka indonesia sebuah kelapa, menuntut seorang pramuka menjadi manusia yang serba bisa. Mengapa harus buah kelapa? Dari bagian manapun kelapa dan pohonnya sangat berguna bagi kehidupan manusia. Nilai filosofis yang didapatkan bukan dari sembarang bicara, filosofi yang telah melalui pemikiran dan kesepakatan bersama sesuai dengan isi pancasila yang berkemusyawaratan yang adil bagi seluruh rakyat indonesia yang sampai saat ini aku belum menemukan keadilan yang mensejahterakan bangsa. Aku tak mengerti apakah pejabat negara memahami atau tidak mengaplikasikannya mungkin dulu para pejabat kita hanya sekedar mengikuti pramuka tanpa menghayati maknanya.

Sampai saat ini aku masih ingat isi dari dasa darma secara tepat. Dasa yang berarti 10 darma yang berarti kebajikan ” 10 kebajikan” yang aku singkat menjadi “TACIPAPARERAHEDIBERSU” begitulah caraku menghafalnya.
1. Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan ksatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin terampil dan gembira
7. Hemat cermat dan bersahaja
8. Disiplin berani dan ksatria
9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10. Suci dalam fikiran perkataan dan perbuatan.

Jelas sudah diatas makna kehidupan yang indah yang kurang lebih telah terangkum didalam 10 darma. Aku yakin tanpa dijelaskan lebih mendetailpun kita akan mengerti maksud dan tujuannya. Dan inilah yang agama kita ajarkan kepada kita semua tentang kebajikan.

TRISATYA kalau boleh saya sebut ini merupaka 3 janji seorang prajamuda terhadap dirinya dan negaranya. Janji yang mengikat kita dan mengajarkan kita akan KOMITMEN diri. Kalau kita cermati ternyata banyak sekali yang telah kita telan di masa kecil dulu, tapi layaknya seorang anak kecil kita hanya menelannya mentah-mentah dan mungkin ada beberapa yang menelannya setengah matang dan sangat jarang yang menikmati atau menelannya matang – matang.

Terimakasih pramuka karenamu kita mengerti hidup ini karenamu kita memahami kondisi dan karena itu semua kita sangat mencintai alam ini. Manfaat yang kau berikan telah membawa kita pergi menjelajahi dunia. Baik langsung maupun tak langsung karena kau telah mengajari kita akan semua, sebuah rasa hormat kita ungkapkan bagimu pramuka.

Salam Pramuka !
Great Scout !
Salamun Kasfiyah !

Salam !

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 1, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Tag:

Pesan Santri Untuk Santri

 

Tak terasa 3 tahun sudah aku dan teman teman dilepas pondok tercinta, diberikan segala tanggungjawabnya dalam menjalani hidup. Setelah kurang lebih 4-6 tahun lamanya kita di didik, diajarkan dan ditempa untuk menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa. Teringat olehku ketika awal masuk kepondok ini. Terlihat rangkaian tulisan yang indah bertulis ” KE GINTUNG APA YANG KAU CARI” rangkaian kata yang singkat namun banyak mengandung makna yang melekat, sebuah kalimat yang menuntut kita mengetahui tujuan yang kita ingini kala awal kali menginjakkan kaki. Sebuah keputusan yang sangat besar kala kita harus menyerahkan diri menjadi santri. Dimana kita dituntut bisa untuk mempelajari ilmu duniawi dan ilmu surgawi. Agar kita paham bahwa hidup dalam dunia ini harus diimbangi. Teringat ujangan Ustz Dra. Hj Enah Huwaenah ia mengatakan kepada kami ” Kita harus memiliki IMTAK dan IMTEK agar hidup lebih bahagia” kebahagian tidaklah hanya untuk akhirat saja namun kebahagian dunia pun harus dicari sejalan dengan ibadah kita kepada Allah SWT. Karena Allah telah menjelaskan dalam salah satu ayatnya ” wabtagiy fiimaa ataaka darul akhiroh, wala tansa nasibaka minaddunya” ayat ini memberitahu kita untuk mencari dua kebahagian tersebut (dunia dan akhirat). Karena itulah beruntunglah kalian yang memutuskan untuk menjadi santri karena banyak sekali ilmu dunia dan akhirat yang akan kalian selami yang tidak didapatkan oleh orang-orang banyak diluar kehidupan pondok ini.

Ada sebuah kata mutiara yang mengatakan ” Nahkoda Handal Tidak Dilahirkan Dilautan yang Tenang” seseorang yang dari kecilnya sudah terbiasa dengan sesuatu yang keras akan membiasakan dirinya untuk terus berfikir dan beraktifitas. Dengan segala kesibukkan di pondok dengan segala disiplin yang ada, dan dengan segala waktu istirahat yang cukup. Pondok ini telah mengajarkan miniatur kehidupan yang nyata, berusaha menjadikan para santrinya menjadi insan yang berkualitas. Agar terbinanya insan akademik, pencipta pengabdi yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab. Sebuah sistem yang akan mengatur diri dalam pencarian dan pembentukkan jati diri, agar kelak nanti kita siap dan kuat dalam menjalani setiap rintangan yang dihadapi. Dulu ketika aku menjadi santri terbesit dalam benakku ” Aku DISIKSA DISINI !” namun setelah aku pahami ternyata aku tidak disiksa tapi ” AKU SEDANG DIBINA DISINI”. Pondok lebih mengetahui kehidupan kita yang akan datang, ia bisa memprediksi apa yang menjadi kebutuhan kita di masa depan. Karenanya percayakan segala apa yang pondok berikan kepadamu wahai santri.. karena pondok senantiasa memberikan pendidikan dan pengajaran yang terbaik demi masa depan kalian. Aku berbicara seperti ini karena aku telah merasakan, dulu aku pun seperti itu menganggap apa yang pondok berikan tidak membuahkan. Tapi memang semua penyesalan itu ada dipenghujungan. Kita baru akan mendapatkan nilai setelahnya kelak. Percayalah dan yakinlah bahwa dengan menjadi santri hidup kalian akan lebih berarti. Menjadi insan yang memiliki kualitas diri baik dunia dan akherat nanti. “Be All Around not All Wrong” ujar KH. A Syahiduddin. Kata-kata ini sering beliau katakan dalam setiap perkumpulan untuk memasukkan sebuah keyakinan bahwa santri itu harus “BE” “Menjadi” yaaa Santri harus menjadi orang yang serba bisa, bukan orang yang serba ga bisa.

Melihat perkembangan Daar El Qolam saat ini pastinya santrinya pun harus berkembang pula. Selaras dengan perkembangan fasilitas, infrastruktur, sistem pendidikan dan pengajaran pun harus lebih gencar karena esensi dalam dunia pendidikan adalah pendidikan itu sendiri. karenanya dengan segala fasilitas yang diberikan oleh pondok menjadi tanggungjawab tersendiri pula bagi para santrinya untuk mengembangkan potensi diri agar apa yang pondok ingini dapat tercapai dan terpenuhi. Kalau dulu pondok ini berawal dari dapur tua dan dapat menciptakan santri santri yang berkualitas sekarang kalian yang telah diberikan Laboratorium yang mencukupi, perpustakaan yang memadai, gedung, kelas, kamar dan segala fasilitas yang serba mencukupi untuk menunjang peningkatan pendidikan santri maka kalian harus bisa lebih dari santri yang terdahulu. Dalam sebuah pemberian terdapat tanggung jawab yang terpendam. Dan dimanakah tanggung jawab itu? Yaa benar hati nuranimu pun akan menjawab “Kini tanggungjawab itu berada didalam jiwa jiwa santri”. Rawat dan berikan yang terbaik bagi pondok ini.

Tak pernah kubayangkan sebelumnya dalam kurun waktu 3tahun saja selepas aku diwisuda sudah banyak perkembangan dan inovasi yang dilakukan Daar El Qolam untuk para santrinya. Sebuah kebanggaan besar pastinya bagi kami para alumni tapi kebanggaan ini tidak akan tercapai jika para santri saat ini tidak merawat dan tidak memberikan yang terbaik bagi kelanjutan perkembangan pondok ini. Kalau dulu kita unggul didesa, kita harus unggul di kota, selanjutnya kita harus unggul di kabupaten, provinsi bahkan di kancah nasional dan internasional. Syiar Daar El Qolam adalah syiar Islam yang harus kita dengungkan ke seantero penjuru dunia ini.

” Al muhafadzotu alal qodimi sholih, wal akhdzu ala jadidil ashlah” Dengan perkembangan Daar El Qolam yang sangat pesat ini senantiasa kita harus berpegang kepada kata kata tersebut. Pasti kalian pernah mendengar kata kata ini, Akupun begitu karena hanya dipondoklah aku dapatkan filsafat ilmu ini ketika ujangan Kiyai berlangsung. Rawatlah sesuatu yang sudah baik yang ada dipondok ini terutama dalam disiplin ilmu pengetahuan, disiplin ubudiyah (ilmu agama) dan disiplin-disiplin lainnya. Karena pondok ini berdiri kokoh karena disiplin dan sistem yang berjalan didalamnya. Sedikit mengutip ujangan Almarhum KH A Rifai Arief beliau mengatakan “Pondok ini harus berdiri bukan karena Kiyainya, tapi pondok ini harus berdiri karena sistem yang ada didalamnya”.

Daar El Qolam telah memiliki beberapa gedung asrama yang terkelompokkan menjadi Darqo 1, Darqo 2 dan Darqo 3. Adanya ini semua adalah untuk memperkokoh keberadaan dan eksistensi Daar El Qolam. Layaknya Islam yang ditopang oleh rukun iman dan rukun islam. Tidak menutup kemungkinan akan ada Darqo Darqo selanjutnya ini adalah bentuk dari perkembangan dan keterbukaan atas segala sesuatu yang baik untuk kemajuan. Apa yang membedakkan Darqo-Darqo ini ? Kalau boleh saya jawab dengan singkat ” TIDAK ADA PERBEDAAN” kita semua berada dalam sebuah naungan DAAR EL QOLAM, satu Almamater. Namun jika kalian berfikir terdapat perbedaan maka adanya perbedaan ini bukanlah halangan bagi kita untuk berkembang, justru dengan adanya perbedaan merupakan tantangan bagi kita untuk menjadi yang terdepan. Hilangkanlah pikiran negatif dari benak kita, karena pikiran itulah yang akan selalu membuat kita tidak berkembang. Pikiran yang selalu menjadi alasan pembenaran tingkah laku dan kebodohan kita. Karena Kita adalah apa yang kita pikirkan dan bagaimana cara kita berfikir akan menentukan nasib kita. Kalau kita selalu berfikir negatif hasilnya pun akan negatif dan kalau kita berfikir positif maka disetiap nafas dan darah yang mengalir akan menjadi positif dan akan membawa kalian kepada pembuktian kualitas diri.
Jika kita sulit menyatukan perbedaan maka satukanlah persamaan yang ada dan lupakan perbedaan yg ada. Ingat! Kita adalah rangkaian pondasi yang saling menopang satu sama lain demi kemajuan dan kekokohan bangunan kita Pondok Pesantren Daar El Qolam. Kita akan dikatakan luar biasa bahkan sangat luar biasa jika dengan fasilitas yang biasa kita dapat menghasilkan hal yang sangat luar biasa, seperti apa yang dilakukan santri santri pendahulu kita.

Mari kita berkreasi, kreasi bukan sembarang kreasi lebih dari kreasi adalah membuat inovasi. Bukankah sangat indah terdengar bahwa dari sebuah dapur tua dapat mendirikan beberapa institusi pendidikan yang besar. Sudah ada universitas yang didirikan bahkan tidak menutup kemungkinan kedepan akan dibangun perusahaan air minum Daar El Qolam atau lembaga besar yang lainnya. Mari kita kita warnai dunia ini dengan syiar Islam Daar El Qolam. sesuai amanat Pak Kiyai ” Santri harus bisa mewarnai bukan diwarnai” pastinya ini tidak boleh lepas dari kerjasama yang baik dari para Ustadz, Santri, Almumni dan seluruh pemangku kepentingannya. Satu sama lain saling mendorong kearah kemajuan. Ini semua adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tanggung jawab pemimpin pemimpinnya. Bukankah selama kurang lebih 4 sampai 6 tahun kita diajarkan kebersamaan?. Yaaa karena berkah itu ada dalam kebersamaan ” Albarokatu ma’al jama’ah” itulah yang aku dapati dari pondok tercinta makna dari pentingnya sebuah kebersamaan. Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Ing ngarso sung tolodo in madyo mangun karso tutwuri handayani ” dari depan memberi teladan dari tengah membangun prakarsa dan kerja sama dan dari belakang memberi semangat dan dorongan. Terus maju terus jaya dan berikan bukti yang nyata. Sedikit pesan kami dari para alumni. 1. Ikutilah disiplin yang ada dengan baik 2. Kuasailah ilmu berbahasa dengannya dunia ditangan kita. 3. Dalamilah ilmu agama, Kalian bisa melakukan apa yang kalian bisa lakukan dan Allah bisa melakukan apa yang kalian tidak bisa lakukan “You do what you can do, GOD will DO what you CAN’T DO” karenanya jangan lupa berdoa. Dan yang tak kalah penting adalah pelajari ilmu IKHLAS karena ikhlas adalah. Ruh dalam setiap pekerjaan ” Al Ikhlasu ruhul amal” dan terakhir yang tak kalah pentingnya juga ” BE ALL AROUND NOT ALL WRONG” santri harus SERBA BISA.

Terimakasih

Salam Hormat dari Saya
Jaka Nurseptiandi
Alumni Angkatan 2009 Star Generation

 

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Agustus 24, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Tag:

DO dan DOA

Tak pernah kubayangkan jalan hidupku akan seperti ini, menjadi seseorang dengan pemikiran, menjadi seorang yang peduli terhadap nasib teman-teman. Menjadi seorang yang tak bisa melihat kesedihan dan penindasan, sepintas terbesit dalam benak untuk berhenti memikirkan orang lain untuk tetap fokus menjalani hidup sesuai yang ku rencanakan dan orangtuaku inginkan. Namun lagi lagi hati nurani ini tetap menolak ketika aku melihat ketidak benaran didepan mata ini. Hati ini tergugah dan begerak untuk sedikit menjulurkan tangan membantu mereka. Tidak peduli apa yang akan terjadi nanti selama aku dalam garis kebenaran.

Mungkin inilah anugerah Ilahi. Tuhan telah menciptakan kelebihan berfikir dalam otakku, kelebihan mencerna sesuatu walaupun itu batu. Namun inilah anugerah Tuhan bagiku yang patut ku syukuri. Hatiku, fikiranku dan jiwaku sudah keras terbentuk dari dulu.suatu pelajaran hidup yang tak kudapatkan selain dari orangtuaku. Masa kecilku yang amat sulit mengajarkanku untuk tidak berkelit dalam kondisi yang melilit.

Aku ingat akan suatu kalimat yang kubuat dalam catatan akhir sekolahku. ” Terkadang orang menemui takdirnya dijalan yang justru ia hindari” dan ternyata itu memang terbukti. Terdapat perbedaan anatara jembatan rencana dan realita.

Kini Tuhan telah menunjukkan jalan yang terbaik bagiku, jalan yang memang sangat mengecewakan orangtuaku, harapannya terlihat sirna ketika mereka menemukanku harus mengundurkan diri dari kampusku. Namun apalah arti semua sudah terjadi. “Ketidak benaran yang dibungkus oleh suatu kekuasaan dan uang”. Sepintas terbesit dalam benak ini suatu kata mutiara yang kudapatkan dari Pondok kecilku

“Suatu kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahan oleh suatu kebathilan yang terorganisir”

Ku akui aku kalah pada saat ini, ku akui aku gagal mengemban tanggung jawab ini dan satu hal yang sangat ku sesali aku telah membuat orang-orang diluar diriku terkena badai ini. Maafkan aku kawan mungkin aku yang harus banyak belajar. Tapi satu yang harus kita ingat bahwa suatu saat nanti kebenaran itu akan nampak namun ku tak tahu harus berapa kali kita akan menghitung hari, menanti kebenaran itu berdiri.

Aku yang sekarang banyak terkena sakitnya duri ini. Namun kuyakini suatu saat duri ini akan menjadi pelindung diri. Tak terkira ilmu yang kudapati, pengalaman yang kuselami dan cara yang kumengerti. Kedepan diri ini berjanji akan melompat lebih tinggi menunjukkan kepada mereka yang mendzolimi dan menyakiti hati ini.

Aku akan buktikan bahwa mereka telah salah melangkah. Mereka telah bertingkah dengan bakal “amarah”. Layaknya seorang Tua bangka bermain api. ” Apiii yaaa apiii..” Api ini akan membesar dan melahap mereka yang telah mempermainkannya.

Mari kita bermain judi ! Didikanmu atau orang sepertiku yang akan berdiri tegap! Kalau memang kau menganggap diri ini Sampah yang harus dibersihkan. Maka selanjutnya kau akan menemui sampah ini berguna bagi seluruh manusia. tidak bagi dirimu. Karena nuranimu telah hilang, tergilas egomu. Telah hilang tergilas kekuasaanmu, telah hilang tergilas kepentinganmu. Kau akan tergilas dan tergila-gila dengan keterpurukanmu.

Ingat janji ini, ingaat kata-kata ini. Dari lubuk hati seorang insan yang terdzolimi. Salam hangat bagiku. Aku akan tetap mendoakan yang terbaik bagimu. Semoga Tuhan memberikan hidayah bagimu.

Dalam perjalananku (Banten-Jakarta) 22,07,12 . 21.00 wib. #jack

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 25, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Tag: ,

Ku Akan Mengukir Hidup Ini Dengan Kemenangan

Kondisi yang sangat mencekam dan sesuatu yang sangat mengancam bukan menjadi sebuah tembok penghalang bagiku, justru hal ini telah menjadi sebuah batu loncatan bagiku dan tantangan yang harus kuhadapi. Tidak sama sekali hati ini gentar melihat mereka yang seakan akan berdiri kuat disana. Hati ini tetap tegar menanti  jurus baru yang akan mereka luncurkan. Sangat salah jika kau berfikir bahwa aku akan menyerah begitu saja.

“Jika kau menunggu ku untuk menyerah, maka kau akan menunggu ku selamanya. Jika kau menungguku untuk mati, maka hanya Tuhan yang akan mencabut nyawaku”

Cobaan dan tantangan bagiku merupakan hal yang akan meng Up – Grade diriku untuk lebih berkembang, perkembangan diri yang kita tidak sadari secara langsung bahwa alam telah memberikan beberapa energinya masuk kedalam diri kita. Peningkatan level seperti dalam permainan game, semakin level game ini meningkat semakin seru permainan ini dan semakin aku ingin menyelesaikannya. Kesakitan dalam diriku telah menimbulkan rasa kebencian yang sangat mendalam dan ini telah menjadi motivasi bagiku untuk terus mencari dan  melebihi kemampuan biasanya . tak ada yang sulit dalam hidup ini kecuali aku sendiri yang meyebut hidup ini sulit. Ayahku telah mengajarkanku akan makna bertahan hidup. Tanpa nasi aku masih bisa mengisi perut ini dengan ubi, tanpa ubi aku bisa mengisi perut ini dengan dedaunan tanpa 3 hal tersebut aku masih bisa mengisi perutku dengan tanah bahkan tanpa semuanya aku bisa menanamkan dalam fikiranku bahwa aku TIDAK LAPAR! begitulah cara ayahku mengajarkanku.

Permainan ini adalah permainanku, hidup ini adalah hidupku dan akulah yang berhak mengatur ini semua tidak ada satupun yang berhak mengaturku kecuali Tuhan melalui tangan dan utusannya dibumi. Jika ku telah berkata

“ aku akan terus bertarung sampai mati” maka itulah yang akan aku laksanakan, sebuah komitmen yang terucap dari mulut seorang lelaki yang pantang untuk menelan ludah kembali.

Aku yang hanya orang biasa dan kau orang yang sudah memiliki segalanya tidak menyurutkanku untuk terus menghantammu. Kekalahanku merupakan sesuatu yang wajar ketika ku berhadapan denganmu, tapi kekalahan bagiku merupaka sesuatu yang haram dan dilarang. Aku masih memiliki ribuan Mega Byte ruang otak yang masih kosong dan siap ku maksimalkan untuk membuat nuklir nuklir sebagai senjata pemusnah bagi mereka yang telah berani bermain main dengan diri ini. Gudang senjata yang aku persiapkan sudah ku protect sedemikian rupa dan tidak akan meledakkan diri ini. Gudang senjata ini ku gunakan untuk terus memproduksi amunisi amunisi untuk melindungi mereka yang kukasihi. Gudang senjata yang ku punya selama ini telah memiliki senjata senjata siluman yang tidak akan bisa kau lihat dengan technology secanggih apapun. Gudang sejata yang biasa kusebut Otak dan Fikiran.

Jika kau menusukku dan membombardir diriku, niscaya tidak akan pernah keluar air mata ini dari mataku. Tapi jika kau menusuk orang orang yang kusayangi maka air mataku akan menjadi hujan kesengsaraan bagimu. Aku tak ingin kau mati dan menghilang yang aku inginkan kau tetap hidup namun selama hidupmu kau akan merasakan kesengsaraan yang tidak ada habisnya sebagai refleksi perlakuanmu terhadap kami orang orang yang kau anggap telah merusak dirimu pribadi namun sebenarnya kau telah merusak mental, harapan dan cita cita kami keseluruhan. Mari kita teruskan permainan ini. Kita lihat siapa yang akan mampu bertahan. Tapi satu yang ingin ku ingatkan bahwa kebenaranlah yang akan MENANG.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 12, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Tag: , , ,

Perjalanan Hidup Jaka Kecil part II

6 mei 2012 11.36 WIB

Rasanya terik matahari pada hari ini telah membakar semangatku untuk kembali melanjutkan sepenggal kisah yang terputus tentang jaka kecil yang sedang meniti jalan kehidupannya.

Ketika itu aku yang merasa terpaksa untuk mematuhi segala peraturan yang ada, Bahasa, Keamanan, Ibadah, Pengajaran, Olahraga, Kebersihan dan masih banyak lagi peraturan yang lainnya. Akhirnya aku pun berinisiatif untuk segera mengembangkan diri terutama dalam bidang bahasa.

Setiap harinya selepas shalat subuh kami digiring kakak kelas bagian bahasa menuju lapangan sepakbola untuk delivery vocabulary.

” Say Together”

saut kakak kelasku dengan suara lantang sampai terlihat urat nadi dilehernya.

” PIllow!, Pillow!, Pillow!. The pillow is for sleeping”

Tanpa bosan bosan kakak kelasku yang selanjutnya kusebut CLM (central language improvement) terus mengulangi kata kata itu dan merangkainya dalam sebuah kalimat.

Dalam sehari minimal aku mendapatkan 3 kosa kata baru baik dalam bahasa arab maupun inggris kebetulan saat itu adalah minggunya berbahasa inggris.

Sekiranya sudah dirasakan cukup dan semua santri mengerti, kakak kelasku pun menunjuk satu persatu orang untuk mengulanginya dengan suara yang lantang pula.

ketika itu kakak kelas hanya mengizinkan santri yang dapat membuat kalimat terlebih dahulu dari beberapa kata yang sudah diberikan. Untuk melanjutkan aktifitas mereka selanjutnya. Dengan sabar ia terus menunggu satu persatu dari mereka sampai santri terakhir. Sebuah pelajaran bagiku bahwa sebagai manusia dianjurkan untuk tidak berhenti memutar otak dan fikiran.

Aku dengan semangatku selalu berlomba lomba dengan temanku untuk mengacungkan tangan terlebih dahulu.

” My pillow is so good” kataku

” Make another example” saut kakak kelasku

Ternyata kita dilarang membuat kata yang sudah dibuat oleh teman yang lain. Disini aku diajarkan untuk tidak melakukan plagiat. Sebagai manusia yang unik kita harus memiliki kreasi yang unik dan berbeda. Karena sudah jelas Tuhan menciptakan manusia dengan sidik jari yang berbeda beda, dengan sifat dan kebiasaan yang berbeda beda walaupun kadang kita melihat ada beberapa manusia yang dilahirkan sama, namun sejatinya mereka berbeda.

Sepulangnya aku dari delivery vocabulary aku pun merobek kertasku dan menulis kata kata yang telah disampaikan tadi diatas robekan tersebut lalu aku pajang dilemariku. Agar aku selalu dapat membaca dan mengingatnya setiap aku membuka lemari.

Perlahan demi perlahan aku pun gemar mengahafal dan berbahasa arab dan inggris. Sedekit demi sedikit hari demi hari tak terasa mulut dan lidah indonesia ini mulai terbiasa dengan bahasa asing. Disinilah akhirnya kuputuskan untuk mengikuti khursus berbahasa yang diadakan setiap sore hari selepas shalat ashar.

Sebulan dua bulan aku mengikuti khursus tiba lah masa ujian khursus tersebut agar aku bisa lolos ke level selanjutnya. Ujian yang belum pernah aku alami. Ujian lisan dan tulisan, ujian tulisan yang terbagi dalam 3 jenis. (Esai, lomba buka kamus dan merangkai cerita berbahasa) dengan segenap kemampuanku aku berusaha bersama kurang lebih 150an teman temanku yang mengikuti ujian ini.

Ujian telah selesai.. diumumkan bahwa pembagian nilai akan diadakan seminggu setelahnya. Ujian yang sangat melelahkan tenaga dan fikiran namun aku sangat senang, banyak sekali hal baru yang kudapatkan saat itu.

Tiba waktu pembagian nilai ujian sekaligus pengumuman juara setiap angkatan. Namun pada hari itu Tuhan memberikanku nikmat kepadaku. Yaitu nikmat sakit, aku jatuh sakit secara mendadak, badanku panas, mata merah. Seakan tubuh ini tak berdaya untuk melangkah. kembali aku harus berbaring dikamar. amat sangat disayangkan waktu yang ku tunggu tunggu untuk aku melihat kemampuanku ternyata aku harus berhalangan untuk mengikutinya langsung bersama teman teman.

Ketika itu aku sedang berbaring diatas kasur dilapisi oleh beberapa kain dan selimut untuk menghangati tubuh ku. Tiba tiba aku dibangunkan oleh ketua kamarku. Dalam berbahasa arab ia berbicara

” Kaifa sya’nuka jaka”

(bagaimana keadanmu jaka)

Aku menjawab dlm berbahasa arab pula

” Iniy marid yaa akh, ka annaniy la astathi’ tibaa u ihtifaal litafwidhi nataaij”

(Saya masih sakit kak, kayanya saya ga bisa ikut kmpul pembagian nilai)

Singkat cerita ketua kamarku memaksaku untuk hadir di acara pembagian nilai tersebut dan memastikanku bisa beristirahat disana. Karena waktu itu ketua kamarku adalah salah satu pengurus khursus tersebut.

Setibanya aku di aula sudah terdapat banyak santri yang duduk berbaris rapih dengan seragam hitam putih menunggu dimulainya acara. Aku pun mengambil posisi ditengah agar aku bisa tidur dan berbicara kepada teman sebelahku

” Tlong bangunin ane yaa kalau nama ane dipanggil”

“Oke jak” jawab temanku yang kala itu dia mengerti kondisiku.

Selang beberapa lama temanku menepuk punggungku

“Jak, jak, bangun jak. Nte dipanggil noh”

Aku yang kala itu baru bangun dari tidurku belum terkumpul semua nyawaku yang kubawa ke alam tidur. Sepintas kudengar temanku berkata

” Jak bangun, nte juara 1 tuh”

Mendengar kata itu aku bergegas menarik separuh nyawaku yang masih tertinggal dan membereskan rambut dan baju yang sedikit tak rapih. Bergegas aku maju kedepan untuk diberikan penghargaan dan hadiah. Setelah pembagian hadiah tersebut kawan kawanku menyodorkan tangannya seraya memberi selamat kepadaku. Rasa syukur dan bangga meliputi ku saat itu. Pada waktu itulah yang membuatku semangat untuk terus mempelajari dan mengeksplorasi semua yang ada dipenjara suci ini. Yang ku anggap sebagai miniatur kehidupan ku diluar kelak.

” Ke Gintung Apa yang Kau Cari”

to be continued

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 6, 2012 inci Perjalanan Hidup

 

Tag: , , ,